7 Adab Seorang Dai yang Harus Dijaga
Dakwah adalah amanah mulia. Menyampaikan kebenaran agama bukanlah pekerjaan ringan, sehingga seorang dai perlu menjaga adab-adab yang akan membuat dakwahnya lebih diterima oleh masyarakat dan diridhai Allah ﷻ. Berikut tujuh adab penting yang harus diperhatikan.
1. Ikhlas karena Allah
Seorang dai harus meluruskan niatnya. Dakwah bukan untuk mencari popularitas, kekuasaan, atau keuntungan dunia, melainkan murni mengharap ridha Allah.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilustrasi:
Ada seorang dai yang diminta mengisi pengajian di kampung kecil dengan jamaah yang tidak banyak. Walaupun audiens sedikit dan tidak ada bayaran, ia tetap bersemangat karena niatnya hanya mengharap ridha Allah, bukan jumlah jamaah atau pujian.
2. Berilmu Sebelum Berdakwah
Dakwah harus berdasarkan ilmu, bukan sekadar perasaan atau logika pribadi.
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي
“Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan penuh ilmu (bashirah).” (QS. Yusuf: 108)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)
3. Menjadi Teladan dalam Akhlak
Masyarakat lebih mudah menerima dakwah jika melihat akhlak mulia dalam diri seorang dai.
Allah ﷻ berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Ilustrasi:
Seorang dai menasihati jamaah tentang pentingnya kejujuran. Di pasar, ia dikenal tidak pernah curang dalam timbangan. Karena akhlaknya, pedagang lain jadi segan dan meniru kejujurannya.
Baca juga: 7 Tips Sukses Membawakan kultum untuk pemula
4. Lemah Lembut dan Tidak Kasar
Adab penting bagi seorang dai adalah berbicara dengan lemah lembut. Kata-kata kasar justru membuat orang menjauh.
Allah ﷻ berfirman kepada Nabi Musa dan Harun ketika berdakwah kepada Fir’aun:
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
“Maka berbicaralah kalian berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia sadar atau takut.” (QS. Thaha: 44)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ
“Barang siapa tidak memiliki kelembutan, maka ia terhalang dari kebaikan.” (HR. Muslim)
Ilustrasi:
Ada anak muda yang jarang ke masjid. Seorang dai menemuinya, bukan dengan marah-marah, tetapi mengajak ngobrol santai dan penuh senyum. Lambat laun, anak muda itu merasa nyaman lalu mulai ikut shalat berjamaah.

5. Sabar Menghadapi Ujian
Dakwah pasti mengundang ujian. Seorang dai akan menghadapi penolakan, hinaan, bahkan gangguan. Kesabaran adalah kunci keberhasilan.
Allah ﷻ berfirman:
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ
“Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Allah itu benar.” (QS. Ar-Rum: 60)
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Tidak ada pemberian yang lebih baik dan lebih luas bagi seseorang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilustrasi:
Ketika berceramah, seorang dai dikritik oleh sebagian jamaah. Ia tidak marah, justru tetap tersenyum dan menjawab dengan tenang. Sikap sabarnya membuat orang yang tadinya menolak akhirnya menghormatinya.
6. Tidak Tergesa-Gesa dalam Hasil
Dakwah adalah proses panjang. Tugas dai hanyalah menyampaikan, bukan memastikan hidayah.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Qashash: 56)
Ilustrasi:
Seorang dai mengajari anak-anak mengaji. Bertahun-tahun ia sabar membimbing meski ada yang lambat membaca Al-Qur’an. Ia tidak memaksa hasil instan, hingga akhirnya anak-anak itu bisa lancar membaca dengan baik.
7. Menjaga Doa dan Tawakal
Seorang dai harus senantiasa berdoa memohon pertolongan Allah.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya.” (QS. At-Talaq: 3)
Rasulullah ﷺ sering berdoa agar hatinya tetap teguh:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)
Kesimpulan
Tujuh adab seorang dai yang harus dijaga adalah: ikhlas, berilmu, berakhlak mulia, lemah lembut, sabar, tidak tergesa-gesa, serta selalu berdoa dan bertawakal. Dengan menjaga adab-adab ini, dakwah akan lebih efektif, diterima masyarakat, dan bernilai pahala di sisi Allah ﷻ.
Rekomendasi situs materi khutbah dan kultum terbaik



